KisahNabi Muhammad SAW Dari Lahir Sampai Wafat Lengkap Nabi Muhammad SAW merupakan satu dari 25 nabi yang wajib sepatutnya diketahui oleh umat islam. Akan tetapi, Nabi Muhammad memiliki perbedaan diantara 25 nabi sebelumnya. Beliau memiliki gelar Rasul dimana gelar tersebut merupakan bukti bahwa beliau adalah utusan Allah yang diberi amanah untuk menyampaikan pesan-pesan Allah Janganlahkamu menganiaya diri sendiri." Melalui pesannya itu, Nabi mengingatkan kepada umatnya untuk saling memelihara persaudaraan. Melalui persaudaraan insani ini, akan bertambah rasa cinta manusia satu sama lain. Dalam Islam, rasa cinta demikian tidak hanya terhenti pada batas-batas tanah air tertentu. Rasulullahصلى الله عليه وسلم menggelengkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum, kemudian bersabda: "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku." Suara Baginda Rasulullah bernada rendah. "Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain. Buktipertama yang menjadi pesan Rasulullah SAW kepada seluruh penduduk kota Madinah adalah "sebarkanlah salam".Secara bahasa memang bermakna sebarkanlah ucapan "assalâmu'alaikum", atau ucapan lain yang setara dari agama yang dianut.Tetapi sesungguhnya ada makna yang ingin disampaikan kepada semua orang bahwa Islam itu humanis dari ucapan salam yang artinya mendoakan keselamatan dan TRIBUNJOGJACOM - Allah SWT menciptakan siang dan malam untuk hambanya melakukan aktifitas dan beristirahat.. Ketika malam telah datang, maka tubuh yang telah beraktifitas seharian sudah saatnya mendapatkan porsi yang cukup untuk rehat. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan beberapa hal sebelum merebahkan diri di atas tempat tidur dan terlelap. Kastolani· Jumat, 23 Juli 2021 - 07:30:00 WIB. Muslim mendengarkan khutbah Jumat saat melaksanakan shalat Jumat. (Foto: Antara) JAKARTA, Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 kali ini membahas hikmah Idul Adha yakni pesan Rasulullah SAW di Bulan Dzulhijjah. Umat Islam beberapa hari lalu telah merayakan dan melaksanakan sholat Idul B49AzVi. —Islam mengajarkan umatnya untuk berpandangan visioner, alih-alih sempit. Dalam Alquran, ada banyak ayat yang menegaskan keutamaan akhirat dibandingkan dunia. Bagaimanapun, Allah SWT juga mengingatkan hamba-Nya yang beriman untuk tetap mencari bagian penghidupan di dunia. Dengan perkataan lain, penuhilah kebutuhan hidup di dunia ini sewajarnya. Sebab, segala yang ada di kolong langit pasti memiliki batas. Bagi manusia, limit yang tidak mungkin disangkal lagi adalah usia. Kalau jatah umur sudah sampai ajal, tidak berguna lagi apa pun pernak-pernik duniawi. Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat dan keteladanan tentang cara hidup yang ideal. Berikut ini beberapa petuah di antaranya Pertama, menjadi musafir. Pengembara adalah mereka yang bepergian meninggalkan kampung halamannya. Rasulullah SAW mengajarkan, seorang Muslim hendaknya memahami kehidupan di dunia ini layak nya musafir. مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا “Aku tidak memiliki kecenderungan kecintaan terhadap dunia. Keberadaanku di dalam dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan mening galkan pohon tersebut.” HR Tirmidzi. Perjalanan yang ditempuh akan sampai pada titik kembali. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa Dialah tempat kembali segala urusan. Maka, sepantasnya jatah usia seorang Mukmin di dunia dihabiskan untuk terus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebab, saat diadili kelak di Hari Akhir, harapannya adalah berjumpa dengan kasih sayang dan ridha-Nya, bukan murka-Nya. Kedua, ingat maut. Imam Syafii berkata dalam sebuah syairnya, “Cukuplah kematian sebagai nasihat.” Menurut ajaran Islam, kematian bukanlah akhir. Ia justru menjadi awal perjalanan insan menuju kampung akhirat. Tiap orang nanti hanya akan ditemani catatan amal perbuatannya. Yang tersisa hanyalah sesal dan sedih bagi mereka yang fasik, apalagi kafir. Diandaikannya bahwa raga dapat kembali utuh dan hidup, sehingga bisa berbuat taat kepada Allah SWT. حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan'. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan QS al-Muminun ayat 96-97. Ketiga, berbekal takwa. Warna-warni dunia kerap membuat orang lupa akan hakikat kehidupan. Padahal, dunia ini tidak lebih dari permainan belaka. إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu.” QS Muhammad ayat 36. Karena itu, Rasul SAW selalu mengingatkan umatnya agar pandai dalam menyikapi hidup. Dunia sejatinya adalah ladang amal, tempat menuai bekal sebanyak-banyak dan sebaik-baiknya. Bekal terbaik hanyalah iman dan takwa kepada Allah SWT. وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ “Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya se baik-baik bekal adalah takwa.” QS Al Baqarah ayat 197. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam diutus Allah subhanallahu Wa Ta'ala terakhir ke dunia selain hanya meng-Esakan Allah, pada zat, sifat dan perbuatanNya, beliau juga diturunkan untuk menyempurnakan akhlak. Sopan santun atau akhlak mulia bagian dari dakwah Rasulullah. "Rasulullah sendiri mengakui terus terang bahwa kedatangannya yang terpenting ialah hendak memperbaiki budi pekerti bangsa manusia, " kata Prof Dr Hamka dalam bukunya "Sejarah Umat Islam Pra Kenabian Hingga Islam di Nusantara." Dalam ajaranya Nabi Muhammad, mengharamkan tajassus, yaitu mengorek-ngorek keburukan orang lain dengan jalan mengintipnya. Dilarang membicarakan aib celaan orang di belakangnya. Dilarangnya hasad dan dengki, benci dan bermusuh-musuhan berdusta memberi gelar buruk, munafik dan memungkiri janji, berkhianat dan takabur. Akan tetapi Nabi Muhammad memerintahkannya untuk tawadhu merendahkan diri, penyayang penyantun, berbuat baik dan pemaaf. Menahan marah dan menahan diri dari membalas dendam, berbuat baik kepada sesama manusia dan malu menyimpan rahasia dan mensyukuri jasa orang, menziarahi orang sakit dan bertakziah apabila ada kematian. Beliau juga memerintahkan menyampaikan salam apabila bertemu, meminta izin apabila akan masuk ke rumah, membayarkan amanat kepada ahlinya. Pelan-pelan dalam bersuara dan sabar atas cobaan, menghabiskan permusuhan dan tidak mengungkit-ngungkit kembali. "Jangan mengikuti syak wasangka yang tidak berbalasan jahat," katanya. Dan jangan suatu kaum mensalahkan satu kaum yang lain, karena boleh jadi kaum yang dicelanya, keadaannya lebih baik daripadanya yang dicela. Demikian juga perempuan terhadap sesama perempuan agar jangan mencela satu golongan kepada golongan yang lain. "Boleh jadi perempuan yang dicela itu lebih baik daripada yang mencela," katanya. Buya Hamka menegaskan, Nabi Muhammad juga menyampaikan, perbuatan yang aman dicela adalah praktik nifak. Yaitu perbuatan lain di mulut, lain pula di hati. Ciri orang munafik ada tiga perkara yakni apabila berkata bercampur dusta, apabila berjanji mungkir, dan apabila dipercaya ia berkhianat dari kepercayaan itu. Ciri lainnya, apabila berdiri sholat, mereka berdiri dengan malas, dan apabila beramal hanyalah untuk menuntut penghargaan manusia pria dan tidak ingat akan Allah melainkan hanya sedikit. Dan banyak lagi ciri-ciri lain yang dilarang oleh Allah SWT. Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang memberikan tauladan terbaik kepada umatnya. Beliau banyak memberikan pesan-pesan penting untuk kehidupan manusia. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ baca juga Teladan Kemerdekaan dalam Kisah Pembebasan Kota Makkah Doa-doa yang Dibaca Nabi untuk Menyembuhkan Penyakit, Bisa Anda Amalkan! Pesan Cinta Tanah Air dalam Hadits Nabi Artinya “Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir, jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan kumpulkan keputus-asaan terhadap apa yang ada pada manusia”. Terdapat tiga pesan dalam hadis di atas, yaitu salat dengan khusyu, menjaga lisan, dan mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Namun yang menjadi fokus dalam tulisan ini ialah pesan untuk menjaga lisan. Dalam hadis shahih lainnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam juga berpesan إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا Artinya “Jika waktu pagi tiba seluruh anggota badan menyatakan ketundukannya terhadap lisan dengan mengatakan, Bertakwalah kepada Allah terkait dengan kami. Karena kami hanyalah mengikutimu. Jika engkau baik maka kami pun baik. Sebaliknya jika kamu melenceng maka kami pun ikut melenceng” HR Tirmidzi no 2407 dan dinilai hasan oleh Al Albani. Pun terkait dengan menjaga lisan, nabi mengaitkan dengan kualitas keimanan seseorang. Beliau SAW bersabda مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله واليَوْمِ الآخِرِ؛ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت Artinya “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam” HR. Bukhari dan Muslim. Semoga pesan-pesan nabi tentang keharusan menjaga lisan ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga kita dijadikan sebagai insan yang baik secara lisan maupun tindakan. Amin.[]

pesan nabi muhammad kepada umatnya